Tentunya
kalian tak asing lagi dengan reaksi substusi bukan? Ya reaksi substitusi
nukleofilik merupakan reaksi yang mudah dan digunakan dalam sintesis organik. Reaksi
subsitusi nukleofilik (SN) adalah reaksi khas yang dijumpai dengan suatu alkil
halida yang berikatan dengan reagen yang kaya elektron (nukleofil). Nukleofil
yang paling sering dijumpai ialah oksigen, nitrogen, sulfur, halogen, dan
nukleofili karbon.
R : X + :B- -> :X-
Contoh : CH3Br + :OH-
-> CH3OH + :Br-
Pada reaksi
bimolekular SN diatas, reaksi (SN2) melibatkan benturan
langsung antara nukleofil (:OH-) dan karbon yang mempunyai halida.
Namun perlu diingat reaski akan berlangsung jika terjadi tumbukan antara
substrat dan pereaksi. Dalam setiap reaksi selalu ada hubungan antara kecepatan reaksi dan konsentrasi. Reaksi yang
berlansung pada suhu dan konsentrasi tertentu akan menghasilkan kecepatan reaksi tertentu. Kecepatan reaksi bergantung pada konsentrasi nukleofili maupun
substrat. Contohnya pada reaksi diatas jika konsentrasi OH- kita
lipatkan dua kali, maka frekuensi tumbukan antara kedua zat yang bereaksi juga
akan menjadi dua kalinya, sehingga kecepatan reaksinya juga menjadi dua kalinya. Sehingga
dapat dikatakan bahwa kecepatan reaksi bergantung pada konsentrasi kedua zat yang
bereaksi. Pada kasus diatas, reaksi tersebut dinamakan reaksi orde dua (reaksi
substitusi bimolekuler [SN2]).
Terdapat
hal penting harus diketahui dari reaksi SN2 pada alkil halida primer dan
sekunder yaitu:
1. Terjadi reaksi inversi pada atom
karbon pusat
2. Reaksi substitusi berlangsung
mengikuti orde-2
Catatan : reaksi akan paling cepat terjadi bila
gugus alkil pada substrat berupa metil atau primer dan paling lambat bila berupa
tersier. Sedangkan alkil halida sekunder bereaksi dengan laju pertengahan.
Dengan demikian, persamaan reaksinya adalah :
Kecepatan reaksi = k x [RX] x [Nu-]
Mekanismenya
Nukleofil OH menggunakan pasangan elektronnya untuk menyerang atom C alkil halida dari arah yang berlawanan dengan Br membentuk keadaan transisi, dengan seolah-olah menjadi ikatan baru dan seolah-olah ikatan lama terlepas. Tata letak ruang pada atom C berubah berlawanan ketika ikatan C-OH terbentuk secara utuh dan ion Br terlepas dari ikatan C-Br dengan membawa pasangan elektron. Pada reaksi diatas terlihat bahwa ion Br lepas sehingga terbentuk (R)-2-butanol.
Reaksi berlangsung dalam satu langkah, dimana
ikatan pada gugus pergi mulai putus bersamaan dengan terbentuknya ikatan pada
nukleofil. Gugus pergi adalah gugus yang meninggalkan molekul karena tolakan
dari nukleofil. Gugus pergi yang baik adalah yang dapat menstabilkan muatan
negatif. Reaksi SN2 berlangsung melalui keadaan transisi.
Dimana hambatan ruang dan substrat menjadi sangat penting dalam berlangsungnya
reaksi. Makin besar substrat, semakin sulit pula reaksi terjadi ini dikarenakan
atom karbon menjadi terlindungi.
Derajat kesulitan serangan nukleofilik dari
metil bromida sampai ke alkil tersier terlihat dari kecepatan relatif di bawah
ini.
Hart, Harold. dkk. 2003. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.
Riswiyanto. 2015. Kimia Organik Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.
Kling, Larry B. 2008. Organic Chemistry I.
USA: REA.
Permasalahan
Permasalahan
1. Pada isi blog di atas dikatakan
bahwa reaksi akan paling cepat terjadi bila gugus alkil pada substrat berupa
metil dan paling lambat bila berupa tersier , mengapa demikian ?
2. Pada reaksi Sn2 disampaikan bahwa kecepatan reaksi bergantung pada konsentrasi nukleofili dan substrat, mengapa
demikian?
3. Mengapa reaksi Sn2 berlangsung
melalui keadaan transisi?
Assalamualaikum wr.wb
BalasHapusPerkenalkan nama saya Sandi (A1C118041).Di blog ini saya akan menjawab pertanyaan nomor 2.karena menurut saya SN2 mengikuti kinetika reaksi orde kedua, karena tahap penentu laju reaksi bergantung pada konsentrasi nukleofil, [Nu−] serta konsentrasi substrat, [RX].
r = k[RX][Nu−]
Hal ini merupakan perbedaan utama antara mekanisme SN1 dan SN2. Dalam reaksi SN1 penyerangan nukleofil setelah tahap penentu laju langsung selesai, sementara dalam SN2 nukleofil memaksa gugus pergi untuk lepas dalam tahap penentu laju.
Terimakasih
Hai..saya jony erwin (098), menurut saya permasalahan pada no 1 sudah relevan dengan materi yang dijelaskan dan saya akan menjawab pertanyaan tersebut
BalasHapusjawabannya adalah karena adanya efek rintangan sterik. Rintangan sterik gugus R meningkat dari metil< primer < sekunder < tersier. Sehingga reaksi SN2 pada alkil halida adalah : metil > primer > sekunder > tersier.
Asalamualaikum we.wb hai Nur Halimah.. perkenalkannama saya Susilawati (A1C118091 )
BalasHapusMenurut saya permasalahan nomor 3 ini berkaitan dengan materi yang anda papar kan di atas, saya akan coba bantu menjawab pertanyaan nomor 3, sebelum menghasilkan prodak dimana ada suatu keadaan yang harus di lalui dengan cukup energi ini di sebut juga dengan keadaan transisi dimana pada tahapan inilah sebagai penentu apakah akan menghasilkan suatu prodak atau malah kembali membentuk
keadaan substrat dan nukleofilik jadi keadaan transisi ini sangatlah penting.
Terimakasih semoga membantu.