Hello
semuanya, pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang reaksi eliminasi,
tentunya kita sudah sering mendengar apasih eliminasi?. Dimana ada jumlah dari
anggota misalnya itu berkurang. Jadi juga sama dengan reaksi ada hidrogen yang
berkurang, tapi hidrogen yang berkurang itu mengakibatkan terbentuknya ikatan
baru. Contohnya pada reaksi eliminasi alkil halida. Dimana reaksi eliminasi ini
dibantu oleh bantuan basa. Reaksi eliminasi ini disebut dengan reaksi dehidrohalogenasi.
Setelah
reaksi substitusi yang kita pelajari minggu lalu, terdapat pula reaksi
eliminasi yang dilambangkan dengan E dimana reaksi eliminasi ini terdapat dari
2 reaksi yaitu reaksi E1 dan E2. Namun pada pembahasan kali ini kita akan
membahas tentang reaksi reaksi eliminasi E2. Sama halnya mekanisme SN2,
mekanisme E2 ialah prose satu langkah. Reaksi E2 alkil halida cenderung dominan
bila digunakan basa kuat, seperti –OH dan –OR, dan temperatur tinggi. Bila
alkil halida direaksikan dengan basa (ion hidroksida ) atau alkoksi (RO-) maka
akan terjadi produk eliminasi, hal ini akan terlihat pada gambar :
Basa (B)
menyerang atom H dan mulai mengikat H dan pada saat yang sama ikatan rangkap
dua terbentuk, ketika itu pula gugus halida mulai melepaskan diri. Selanjutnya alkena
akan terbentuk ketika ikatan C-H putus sempurna dan gugus X terlepas dari C-X dengan membawa pasangan elektron.
Seringkali
reaksi E2 dikatakan sebagai eliminasi beta (β). Dimana
kata atau istilah ini mencerminkan hidrogen mana yang lepas atau dibuang dalam reaksi ini. Berbagai macam atom karbon dan
hidrogen dalam sebuah molekul ditandai
dengan simbol dengan alfabet Yunani yaitu α, β, dan seterusnya. Dalam suatu reaksi
eliminasi, sebuah atom hidrogen beta (β) dibuang dan terbentuk
alkena.
Contoh :
Dalam reaksi
E2 alkil halida tersier bereaksi paling cepat dan alkil halida primer paling
lambat.
--------------------------------------------->
naiknya laju E2
Bukti eksperimen yang membantu orang memahami
mekanisme E2 ialah perbedaan dalam laju eliminasi antara alkil halida
berdeuterium dan tak berdueterium. Perbedaan dalam laju reaksi antara senyawa
yang mengandung isotop yang berbeda disebut efek isotop kinetik. Deuterium (12H,
atau D) ialah isotop hidrogen yang intinya terdiri dari satu proton dan satu neutron. Ikatan C-D lebih kuat dari pada
ikatan C-H sebanyak 1,2 kkal/mol. Dimana telah dibuktikan bahwa pemutusan
ikatan C-H adalah bagian integral dari tahap penentu laju dari suatu reaksi E2.
Referensi
Fessenden, Ralp J dan Joan S Fessenden. 1986. Kimia Organik Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Hart, Harold. dkk. 2003. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.Riswiyanto. 2015. Kimia Organik Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.
Permasalahan :
1. Dalam
suatu reaksi eliminasi sebuah atom hidrogen betta (β) dibuang dan terbentuk
alkena. Masalahnya ketika ada lebih dari satu jenis karbon B (betta) yang
mengandung hidrogen sebagai contoh yaitu pada senyawa 2-Bromo-2Metil Butana manakah
carbon betta (β) yang harusnya membentuk alkena dan jika sudah didapatkan
mengapa carbon betta (β) tersebut?
2. Pada
reaksi mekanisme E2, ia memerlukan suhu
yang tinggi pada reaksinya, mengapa demikian dan tolong berikan kisaran suhu
berapa agar reaksi E2 bisa terjadi?
3. Pada
penjabaran diatas pada mekanisme E2 kita perlu memahami perbedaan laju
eliminasi antara alkil halida
berdeuterium dan tak berdeuterium. Dimana deuterium (12H,
atau D) ialah isotop hidrogen yang intinya terdiri dari satu proton dan satu
neutron. Dimana pada paparan diatas dikatakan bahwa ikatan C-D lebih kuat dari
pada ikatan C-H mengapa demikian?
Hii Halimah, saya Bella Veronica dengan NIM A1C118095 akan mencoba menjawab permasalahan pada nomor 2 mengapa menggunakan suhu yang tinggi dalam reaksi tersebut hal ini dikarenakan ketika suhu atau temperatur tinggi maka pada reaksi eliminasi E2 memungkinkan lebih banyak molekul untuk mencapai keadaan transisi sehingga nantinya aan didapatkan hasil produk. Kisaran suhu agar dapat terjadinya reaksi itu tergantung pada senyawa yang digunakan. Terimakasih
BalasHapusAssalamualaikum halimah
BalasHapusBaiklah saya disini akan mencoba menjawab soal no 3 . Menurut literatur yang saya baca bahwa telah dilakukan pembuktian pada pemutusan ikatan C-H bahwa ikatan C-H ni merupakan bagian dari penentu laju reaksi E2 , dan juga karena efek isotop deuterium lebih besar dari 1 sehingga ikatan C-H itu dikatakan lebih lemah . Maka dari itu ikatan C-H itu lebih lemah dibandingkan dengan C-D.
Terima kasih