Jumat, 20 Maret 2020

MEKANISME REAKSI BERSAING SN2 DAN E2


Selain SN1 dan E1 mekanisme persaingan juga dapat terjadi pada reaksi SN2 dan E2, dimana pada reaksi SN2 dan E2 ini sama sama memiliki kesamaan yaitu pada pelarutnya dimana pelarut yang digunakan adalah pelarut polar yang memungkinkan terjadinya reaksi SN2 maupun E2. Selain itu kesamaan yang selanjutnya adalah sama-sama menggunakan basa yang kuat.
Perhatikan gambar berikut dua reaksi terjadi dimana halogen yng menarik elektron membentuk karbon yang bermuatan positif atau yang lebih kita kenal dengan karbokation.
Karbokation memiliki kereakstifan pada alkil halida dimana dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Pada halida primer mekanisme yang dapat terjadi hanya pada mekanisme SN2 dan E2 karena ionisasi menjadi karbokation primer. Dengan banyaknya nukleofili, produk yang dihasilkan terutama adalah SN2. Beda hal nya dengan nukleofili yang sangat basa dan sangat meruah maka proses E2 lebih cenderung terjadi. Contohnya pada gambar berikut:

Gambaran hubungan kondisi ketika SN2 dan E2 terjadi pada alkil halida sekunder

Baik reaksi SN2,E2, SN1 dan E1 dapat mungkin terjadi pada alkil halida sekunder, namun komposisi produk sangat ditentukan oleh nukleofili (kekuatannya sebagai nukleofili atau sebagai basa) dan pada kondisi reaksi baik pelarut maupun suhu. Pada umumnya substitusi cenderung terjadi dengan nukleofili kuat (SN2) dan eliminasi cenderung terjadi dengan basa kuat (E2). Dan bila substratnya alkil halida tersier, substitusi hanya dapat berlangsung pada mekanisme SN1, tetapi eliminasi dapat terjadi yaitu baik melalui mekanisme E1 dan bisa juga E2.
Pada reaksi bersaing SN2 dan E2 temperatur juga berpengaruh terhadap jalannya reaksi, namun pada suhu atau temperatur yang lebih tinggi justru lebih cenderung terjadi pada reaksi eliminasi, dimana semakin tinggi suhu maka produk eliminasi yaitu E2 lebih banyak dihasilkan dari pada SN2.

Referensi :
Fessenden, Ralp J dan Joan S Fessenden. 1986. Kimia Organik Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Hart, Harold. dkk. 2003. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.



PERMASALAHAN
1.      Mengapa pada reaksi persaingan sn2 dan e2 ketika alkil halida primer direaksikan dengan nukleofil yang sangat basa dan meruah akan lebih cenderung terjadi pada e2
2.      Seperti yang kita ketahui reaksi bersaing dapat pula terjadi pada sn2 dan e2, pada situasi atau keadaan yang bagaimanakah sehingga reaksi sn2 dan e2 ini dapat dikatakan bersaing ?
3.      Mengapa pada reaksi bersaing SN2 dan E2 ketika suhu di naikkan semakin banyak produk E2 yang dihasilkan ?



4 komentar:

  1. Ermawati ( A1C18002)
    Saya Ermawati ingin mencoba menjawab permasalahan nomor 3 yang saudari ajukan.
    Pada reaksi bersaing SN2 dan E2 ketika suhu dinaikan maka semakin banyak produk E2 yang dihasilkan, hal ini terjadi karena pada reaksi eliminasi membutuhkan lebih banyak energi untuk mencapai titik transisinya, energi kinetik ini dipengaruhi oleh adanya suhu. Sehingga dalam reaksi bersaing ini apabila suhu dinaikkan akan terjadi produk mayor berupa eliminasi karena substitusi tidak membutuhkan suhu yang terlalu tinggi.
    Terimakasih.

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Nama Mashita nim A1C118083 akan mencoba menjawab permasalahan no. 2
    Reaksi yang bersaing SN2 dan E2 terjadi pada keadaan ketika ada proses nukleofil di mana ia bertindak sebagai basa dan pelarut yang digunakan adalah pelarut polar aprotik ketika mengambil proton pada atom karbon di mana di sebelah atom adalah kehadiran sekelompok pembawa yang meninggalkan sehingga dalam proses reaksi persaingan terjadi lebih dari 1 reaksi.

    BalasHapus
  4. ASSAMUALAIKUM
    NAMA:YUPITA SRI RIZKI
    NIM A1C118071
    saya akan mencoba menjawab no 1
    Jika substratnya alkil halide primer maka hasil reaksi lebih bagus. Hal ini disebabkan alkil halide primer sangat reaktif pada reaksi SN2 dan kurang reaktif pada E2.jadi jika alkil halida primer direaksi kan dengan sangat basa maka dia kan cendrung menjadi eliminasi karna eliminasi kurang raktif alkil halide dalam jumlah yang bersubstituen banyak pada kabon α dapat menghasil reaksi eliminasi. Sebagai penggantinya, alkil halida tersier memberikan lebih banyak eliminasi dari pada alkil halida sekunder, yang akan menghasilkan lebih banyak alkil halida primer.

    BalasHapus