Sesudah substitusi yang kita pelajari minggu
lalu, terdapat pula reaksi eliminasi yang dilambangkan dengan E dimana reaksi
eliminasi ini terdapat dari 2 reaksi yaitu reaksi E1 dan E2. Namun pada
pembahasan kali ini kita akan membahas tentang reaksi reaksi eliminasi E1.
Mekanisme E1 merupakan proses dua langkah. Makanisme ini
mirip dengan reaksi SN1 dimana sama-sama terjadi proses dua langkah didalamnya.
Tahap yang pertama adalah dimana tahap yang pertama itu mirip dengan reaksi SN1
yaitu tahap ionisasi substrat yang menentukan laju (lambat) untuk menghasilkan
karbokation. Persamaannya yaitu :
Tahap pertama nya yaitu tahap ionisasi. Dimana tahap ionisasi ialah putusnya
ikatan karbon-hidrogen yang kemudian terbentuk katbokation. Pada tahp ini
merupakan penentu laju. Suatu reaksi E1 itu menunjukkan kinetika orde pertama. Pada
tahap yang kedua yaitu basa mengambil sebuah proton dari suatu atom
karbon yang terletak secara berdampinggan dengan karbon positif, pada tahap ini
serangan basa pada hidrogen β (beta) . Sehingga membuat elektron ikatannya bergeser
kearah muatan yang positif. Karbon tersebut mengalami rehibridisasi yang awalnya
pada keadaan sp3 menjadi keadaan sp2 yang membuat reaksi
tersebut berubah menjadi suatu reaksi alkena.
Sebagai contoh reaksi 2-kloro-2metilpropana yang
digambarkan sebagai berikut:
Pemutusan iion klorida dari alkilo halida tersier membentuk intermediet karbokation secara lambat (rule limiting step). Selanjutenya menarik satu atom H+ dengan cepat menghasilkan alkena. Pasangan electron dari C-H membentuk ikatan π pada alkena.
Pemutusan iion klorida dari alkilo halida tersier membentuk intermediet karbokation secara lambat (rule limiting step). Selanjutenya menarik satu atom H+ dengan cepat menghasilkan alkena. Pasangan electron dari C-H membentuk ikatan π pada alkena.
Karena mekanisme E1 ini merupakan proses dua langkah
maka diperlukan karbokation yang stabil. Contohnya adalah karbon tersier,
karbon allylic dan karbon benzylic karena semakin stabil ion karbokation
semakin mudah reaksi E1 terbentuk. Perlu diingat bahwa E1 terjadi hanya:
1)
Pada
konsentrasi basa lemah
2)
Dengan
solvolisis (pelarut adalah basa)
3)
Dengan
substrat tersier dan beresonasi (alkil halida)
Referensi
Fessenden, Ralp J dan Joan S Fessenden. 1986. Kimia Organik Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Fessenden, Ralp J dan Joan S Fessenden. 1986. Kimia Organik Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Hart,
Harold. dkk. 2003. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.
Riswiyanto.
2015. Kimia Organik Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.
Permasalahan
1. Reaksi eliminasi identik dengan
bantuan basa, dimana pada reaksi E1 yang digunakan adalah basa lemah, mengapa
demikian dan apa pengaruhnya kekuatan basa tersebut pada reaksi E1 ini?
2. Karena mekanisme E1 ini merupakan
proses dua langkah maka diperlukan karbokation yang stabil agar reaksi E1
tersebut mudah terbentuk. Bagaimana pengaruh kesetabilan karbokation terhadap
reaksi E1 dan berikan contoh karbokation yang seperti apa yang dapat dikatakan
karbokation yang stabil sehingga dapat membentuk reaksi E1?
3. Seperti yang saya katakan diatas
pada tahap kedua reaksi eliminasi terjadi serangan basa pada hidrogen β (beta) dimana
hidrogen β (beta) adalah sebuah atom hidrogen pada karbon β (beta) dan nantinya
dibuang dan terbentuk alkena. Yang menjadi permasalahannya jika ada lebih dari
satu jenis karbon β (beta) sebagai contoh yaitu senyawa 2-Bromo-2-Metil Butana,
manakah karbon β (beta) yang harusnya membentuk alkena, dan jika sudah
didapatkan mengapa?
Saya mashita nim A1C118083 akan menjawab permasalahan no.2
BalasHapusMenurut saya karbokation ini berfungsi sebagai media perantara untuk menghubungkan dua tahapan reaksi, dan ini juga alasan kenapa reaksi E1 disebut sebagai reaksi 2 langkah. Contohnya ada pada blog saya dibawah permasalahan
https://putrimshita.blogspot.com/?m=1
Hallo halimah, perkenalkan saya Nabilah Zahrah (A1C118026) akan mencoba menjawab permasalahan halimah nomor 1. karena biasanya didalam reaksi E1 yang digunakan adalah alkil halida tersier sehingga basa yang digunakan pun basa lemah, bukanlah basa kuat. jika memakai basa kuat misalnya senyawa CH3CH2O-, OH-, atau nitrit (NH2) maka akan menghasilkan reaksi E 2 karena di reaksi E 2 itu lebih dominan sehingga menggunakan basa kuat. Pengaruh kekuatan basa terhadap reaksi E1 yaitu karbokation akan memberikan suatu proton kepada basa dalam reaksi eliminasi E1, sehingga reaksinya berubah menjadi alkena. jika memakai basa lemah dengan pelarut tidak memiliki proton yang polar ketika direaksikan maka hasil reaksinya adalah SN1 maka dari itu, basa lemah digunakan dalam mekanisme reaksi E1.
BalasHapus